



Kejam kata yang tepat tuk memaknainya, ada kepentingan yang terselubung yang hanya memikirkan bagaimana mendapatkan keuntungan dari sebuah permainan politik percaturan, mengegrakan semua kekuatan, menggerakan pion-pion tanpa memikirkan sebuah kehancuran yang bakal diderita.
Melangkah tanpa memakai hati nurani dan hanya berfikir bagaimana caranya mendapatkan sesuatu yang besar tanpa melakukan hal yang besar, naif ! Sungguh memprihatinkan karena mengorbankan segelintir orang hanya untuk mendapatkan kekuasan dan kedudukan.
Air mata tak cukup tuk menguraikan betapa kejamnya mereka yang ingin mendapatkan keuntungan dari berbagai sisi kehidupan, dengan sistem dan pengaturan yang mereka buat sendiri. Tak pernahkah mereka membayangkan bagaimana hasil dari pencapaian, tak pernakah terlintas di benak mereka kehancuran apa yang bakal menantinya, yang ada hanya sebuah spekulasi kemenangan.
Tak adakah dibenaknya ” berfikir tiga kali untuk sekali melangkah”, carut-marut kehidupan membutakan mata dan hati. Di mana keadilan yang dikumandangkan? apakah benar hakikat dari keadilan adalah ketikadilan itu sendiri? mengapa ada korban yang harus dijatuhkan untuk memperoleh keinginan yang kadang bukan menjadi sebuah kebutuhan?
Bumi manusia semakin tak ku mengerti keberadaannya, kemana lagi kakiku akan kupijakan? pertanyaan besar ini, adakah yang mampu tuk menjawabnya? aku sendiri ragu akan jawaban yang bakal ku terima.
sumber gambar : olahraga.kompasiana.com
Leave a Reply